Cilacap - Bertempat di Pos Pelayanan Baladewa ( Bapas Melayani di Dermaga Wiajaypura), PK Bapas Nusakambangan Unggul S melakukan bimbingan kepribadian kepada salah satu klien Anak VK (17). VK merupakan salah satu anak yang terbukti mengedarkan beberapa jenis obat tanpa resep dokter di kalangan teman-temannya. ia berujar bahwa barang tersebut ia beli secara eceran dari salah satu marketplace ternama yang kemudian ia jual kembali dengan harga yang lebih tinggi guna mencukupi kebutuhan berekspresinya, Kamis (05/01/2023).
Kakak VK yang mendampingi mengamini hal tersebut, dikarenakan kedua orangtua mereka sibuk bekerja menjadikan mereka kurang mendapat perhatian secara seksama. Tiadanya ruang dialog orangtua-anak menjadikan VK kehilangan kepercayaan kepada kedua orangtua saat itu. "Jika orangtua saja tidak bisa memberikan rasa nyaman, siapa lagi yang harus saya percaya, pak?", ungkap VK kepada petugas Bapas. Maka dari itu seiring pertumbuhannya, VK semakin sulit membentuk rasa percaya pada orang lain dan lebih bergantung pada dirinya sendiri termasuk dalam hal keuangan.
Keuntungan dari hasil berjualan kemudian digunakan VK untuk membeli pakaian dan menraktir para temannya tanpa sepengetahuan keluarga. Tindak kenakalan tersebut akhirnya tercium oleh orangtua temannya yang mendapati anaknya terlihat tidak fokus saat diajak berbicara yang kemudian melaporkan VK kepada pihak kepolisian. Saat di tangkap di kediamannya, terungkap bahwa orangtua VK begitu kaget saat anak kesayangannya yang nampak baik dan tanpa masalah harus berurusan dengan hukum. Tangis serta teriakan parau yang menyebar ke seluruh penjuru tidak bisa di tahan lagi oleh sang ibu.
Setelah putusan pengadilan yang menjatuhkan vonis pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kutoarjo, VK dan keluarga menjadi lebih erat karena keduanya saling memahami satu sama lain. " Saya alhamdulillah buka jasa pencucian motor dan mobil pak dirumah sambil ikut kejar paket C, lumayan buat bantu orangtua" jawabnya sambil tersenyum. Diketahui bahwa kedua orangtua dan keluarga senantiasa mengawasi VK agar terhindari dari perilaku menyimpang. Belajar dari pengalaman, kakak VK juga selalu aktif menanyakan masalah apa sedang di hadapi VK agar tidak dipendam sendirian.
Seperti beberapa kasus selama ini, ketika anak kurang memperoleh perhatian dan afeksi dari orangtua/keluarga mereka cenderung kesulitan dalam mengekspresikan perasaannya dengan aman. Sebagai gantinya, anak akan terus-menerus meredam perasaan dan menyalurkannya melalui cara lain yang mungkin tidak seharusnya. Hal ini jika tidak ditangani dapat berdampak pada masalah gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan mudah marah. Untuk itu diperlukan deteksi dini oleh orangtua kepada anak sehingga tidak ada VK selanjutnya yang harus berhadapan dengan hukum.